kembara cinta selendang

TERINGAT BUNDA



Terlintas di mataku

mata pisau mendelik tajam mata bawang

Bila gerimis mata ibu menderas

Lumuri wajah langit pagi buta



Sebelum semua tenggelam

Kulayarkan rindu ke lubuk alam

Sukamapun hanyut tinggal raga

Lepas perahu lupa dermaga



Yogyakarta, Nopember 2008



DI PADANG KEMBARA



Kupasang wajah pada lampu tiga warna

Merias diri menolek kelana

Dimana rupa-rupa geram

menjeratku yang masam



Kulepas tangan ringan

Menyibak lambai tak terabai

Menyeka keruh peluh badan

Berharap satu niscaya kan tercapai



Yogyakarta Desember 2008



BULAN PERAK



Layaknya peri sayapnya cahaya

Menabur sinar ke puri-puri

Berwarna perak-perak bersahaja



Tirai-tirai seleksa sinar bulan

Anak bulan bias tirai-tirai

Pukau pecah mencacah malam



2008



RINDU MAMA



Mama,

hari dan malam adalah sajakku

mangalir bersama sungai kemuara



Mama,

Bila musim dingin menyergap alam raya

tubuhku dingin rindu menggigil

tidur tak nyenyak terkenang selimut

yang kau balutkan tempo dulu



Mama,

Kaukah itu

Berenang di muara



Yogyakarta 2008



MENGAPA RINDU



Mengapa harus rindu

Menjelma kata dalam sajak

Bila suara hasrat menderu-deru

Terkepung sepi diantara jarak



Mengapa harus rindu

Menyanyi luka

Menggebu biru

Mencipta duka



Mengapa harus rindu

Bila terkenang nanamu



Yogyakarta 2008



DI LEMARI KUSIMPAN KENANGAN



Hanya tumpukan huruf-huruf

Ejaan kata dalam kalimat

Gagal kubikin mahkota

Di negeri rantau belantara

Dimana pohon-pohon

Mencakar tingginya langit

Menantang diri

menuju puncaknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar